Sterilisasi alat gelas dan metal dapat dilakukan dengan pemanasan melalui oven. Agar terbebas dari bakteri yang resisten dan partikel spora, pemanasan harus dapat dilakukan terus menerus dalam waktu yang panjang. Perlu diketahui sumber kontaminan juga sangat mempengaruhi hal tersebut, dalam satu genus bakteri ketahanan terhadap panasnya pun berbeda.
Mikrobiologi Pangan 12 Buku Pedoman UAJY Matakuliah ini memberikan gambaran dan pemahaman mengenai sejarah dan perkembangan mikrobiologi pangan, berbagai jenis mikrobia yang penting di bidang pangan, faktor-faktor pertumbuhan mikrobia, kegunaan mikrobia di bidang pangan, mikrobia perusak pangan, mikrobia penyebab penyakit lewat makanan.
Seandainya kontaminasi terjadi sangat parah dan sering terjadi maka disarankan semua peralatan dan botol kultur disterilisasi pada suhu 160-180 oC selama 3 hari dan ruang transfer, ruang kultur juga dibersihkan dan disterilisasi kembali. Lalu alat di autoclaf dengan suhu 121OC selama 1 jam. Sinar UV digunakan untuk sterilisasi ruangan (Santoso, 2002). Alat yang akan digunakan dalam suatu penenlitian atau praktikum harus disterilisasi terlebih dahulu untuk membebaskan semua bahan atau peralatan tersebut dari semua bentuk kehidupan.
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas), penyaringan, dan penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin) (Hadiotoetomo, 1993). Dewasa ini beberapa media kultur jaringan dapat dibeli dalam bentuk bubuk yang telah dipersiapkan. Tergantung dari media kultur jaringan ada yang hanya mengandung garam makro serta vitamin, ada juga yang lengkap sampai hormon dan gula. Formula ini memang memudahkan pekerjaan.
Namun, suatu penelitian atau pembuatan media untuk komoditi (jenis tanaman) yang memerlukan perubahan komposisi dalam satu atau beberapa komponen maka pemisahan komponen-komponen penyusun media perlu dilakukan (Nugroho, 2000). Sterilisasi adalah segala proses dimana suatu objek, material atau lingkungan di jadikan steril. Steril adalah kondisi benda atau objek yang bebas dari segala jenis sel hidup, spora dan virus. Metode sterilisasi dapat di kategorikan menjadi 3, yaitu metode fisik, metode kimia, dan kombinasi fisik dan kimia.
Metode fisik antara lain mencakup pemanasan, pembakaran, penyaringan, penggunaan radiasi, dan pengguna gelombang ultrasonik. Pemanasan adalah metode yang paling lazim digunakan. Efek mematikan panas adalah mendenaturasi protein dan asam amino dari suatu organisme. Pada suhu sterilisasi, membran akan menjadi labil, asam amino akan terdeaminasi, terdepurinasi atau terdegradasi. Metode sterilisasi kimia menggunakan disinfektan atau mikrosida untuk membunuh mikrobia. Disinfektan tersebut antar lain alkohol, etilon oksida, klor dan formaldehid.
Penggunaan dan dosis disinfektan ini bervariasi tergantung jenis mikrobia yang akan di bunuh (Monrow, 2011). Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan.
Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga di jadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembesan kuman.
Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi. Bahan kimia tertentu merupakan zat aktif dalam proses desinfektan dan sangat menentukan efektifitas dan fungsi serta target mikroorganisme yang akan di matikan (Rikedian, 2012). Serilisasi dengan panas adalah unit oprasi dimana bahan di panaskan dengan suhu yang cukup tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak mikrobia dan aktifitas enzim. Sebagai hasilnya, bahan yang disterilisasikan akan memiliki daya simpan lebih dari enam bulan pada suhu ruangan. Contoh proses sterilisasi adalah produk olahan dalam kaleng seperti kornet, sarden dan sebagainya. Perkembangan teknologi prosesing yang memiliki tujuan mengurangi kerusakan nutrien dan komponen sensoris dan juga mengurangi waktu prosesing menjadi teknik sterilisasi terus di kembangkan.
Lamanya waktu sterilisasi yang dibutuhkan bahan di pengaruhi oleh: resistensi mikroorganisme dan enzim terhadap panas, kondisi pemanasan, Ph bahan, ukuran wadah atau kemasan yang di sterilkan, keadaan fisik bahan (Budhiyanto, 2012). Hampir semua tindakan yang dilakukan dalam diagnosa mikrobiologi, sterilisasi sangant diutamakan baik alat-alat yang di pakai mau pun medianya. Bila penanaman spesimen dalam media,petri, ose maupun media yang digunakan tidak steril, maka sangat tidak mungkin untuk membedakan apakah kuman yang berhasil diisolasi tersebut berasal dari penderita atau merupakan hasil kontamisasi dari alat-alat atau media yang di gunakan. Suatu alat atau bahan dikatakan steril bila alat/bahan tersebut bebas dari mikroba baik dalam bentuk vegetatif maupun spora. Tindakan untuk membebaskan alat atau media dari jasad renik disebut sterilisasi.
Ada beberapa cara sterilisasi, untuk pemilihannya tergantuung dari bahan/alat yang akan di sterilkan. Secara garis besar sterilisasi dapat dibagi seabagai berikut: pemanasan, filtrasi, penyinaran dengan sinar gelombang pendek (radiasi), kimia (khemis) (indra, 2011). Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi. Kita tentu mengharapkan tidak terjadi kontaminasi dimana mikroorganisme yang tidak diinginkan tumbuh dan mengganggu proses fermentasi.
Teknik sterilisasi berbeda-beda tergantung pada jenis material. Bagian pertama akan menjelaskan secara singkat dan sederhana bagaimana sterilisasi cairan dan padatan.oada sterilisasi cairan, cairan yang disterilisasikan umumnya adalah media fermentasi yang mengandung gula, garam, fosfat, ammonium, trace metals, vitamin, dan lain-lain. Pada sterilisasi padatan yang umumnya disterilkan adalah glassware, biosafety cabinet, dan beberapa jenis tabung dan kontainer. Pada glassware dan plastik tahan panas umumnya dilakukan dengan autoclave mirip seperti sterilisasi cairan, namun ditambah proses pengeringan.
Biosafety cabinet disterilkan dengan bantuan radiasi sinar UV dan disemprot dengan ethanol 70% (Yalun, 2009). Sterilisasi adalah segala proses dimana suatu objek, material atau lingkungan dijadikan steril (Monrow, 2011).
Dalam menggunakan alat-alat laboratorium kita perlu memperhatikan kebersihan alat yang akan kita pakai. Ini semua memiliki tujuan untuk memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora yang mungkin telah ada pada peralatan, sehingga bila kita menggunakan alat-alat laboratorium yang telah steril kemungkinan kemunculan mikroba yang tidak di inginkan pun sangat kecil. Karna, jika kita menggunakan suatu media dan peralatannya tidak steril maka ada kemungkinana media yang kita gunakan akan tumbuh jasad mikro lain yang seharusnya tidak kita inginkan.
Dalam mensterilkan alat-alat laboratorium, cara kerjanya harus sesuai dengan alat yang disterilkan. Sesuai dengan pendapat dari (Yalun, 2009) yaitu teknik sterilisasi berbeda-beda tergantung pada jenis materialnya. Tujuannya agar setiap alat yang disterilkan, semua bagian alatnya sudah dapat dipastikan bebas dari mikroorganisme yang tumbuh disekitarnya.